logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKapal Perikanan China, Kuburan...
Iklan

Kapal Perikanan China, Kuburan Terapung Pekerja Migran Indonesia

Dua tahun terakhir, sebanyak 29 ABK Indonesia meninggal di kapal perikanan China. Sistem penempatan pekerja migran Indonesia di sektor kelautan harus diperbaiki untuk mengakhiri perbudakan di kapal perikanan asing.

Oleh
PANDU WIYOGA/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vNSfE4d1QYnXcrXA5E-Hney0MLE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F716517f9-e720-4a86-967a-ff8500941e6e_jpg.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Petugas kepolisian mengevakuasi jenazah warga Indonesia di Lu Huang Yuan Yu 118 setelah kapal itu sandar di Pangkalan TNI AL Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7/2020).

Untuk yang kesekian kali, berita kematian kembali datang dari kapal ikan berbendera China. Dua anak buah kapal (ABK) Indonesia asal Jawa Tengah yang bekerja di Liao Dong Yu 571, yakni Fathul Majid dan Rila Salam (22), tewas di perairan Somalia pada 19 Juli 2021.

Hari itu cuaca sedang buruk di perairan Somalia. Namun, Kapal Liao Dong Yu 571 tetap nekat berlayar. Majid dan Rila dipaksa para mandor menurunkan pukat untuk mengeruk ikan di tengah laut yang bergejolak.

Editor:
hamzirwan
Bagikan