logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€Ί3.250 Hunian Tetap Penyintas...
Iklan

3.250 Hunian Tetap Penyintas di Sulteng Belum Dibangun

Tiga tahun pascabencana Palu, 3.250 hunian tetap bagi korban gempa dan likuefaksi belum juga terbangun. Konflik lahan menjadi penyebabnya.

Oleh
VIDELIS JEMALI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rSHWsQey-yaOZdfUknZQ89jLdug=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fd193f669-d74b-49d2-be24-bdf76756e5b7_JPG.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Tampak salah satu hunian tetap (huntap) penyintas gempa di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (10/11/2020). Sekitar 1.300 keluarga penyintas telah menempati huntap.

PALU, KOMPAS β€” Sekitar 3.250 hunian tetap relokasi untuk penyintas di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, belum dibangun semenjak gempa Palu tiga tahun lalu. Pemerintah diingatkan agar segera menyelesaikan penanganan bencana.

Data belum terbangunnya 3.250 hunian tetap (huntap) tersebut dikeluarkan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II. Instansi ini berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang membangun huntap atau rumah untuk penyintas. Dari jumlah tersebut, 750 unit untuk Kabupaten Donggala masih dalam proses lelang. Sisanya 2.500 unit untuk Kota Palu belum bisa dilelang karena masalah penyediaan lahan.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan