Di Balik Parkir Mobil Gibran dan Tantangan Toleransi di Surakarta
Peristiwa perusakan nisan pada makam umat Kristiani di Surakarta tidak bisa dianggap sepele, apalagi diduga dilakukan oleh bocah. Pemerintah mesti tegas mencegah berkembangnya sel-sel kanker intoleransi di masyarakat.
Insiden perusakan nisan sejumlah makam umat Kristiani di Surakarta, Jawa Tengah, mengoyak spirit toleransi dan kebinekaan. Terlebih, terduga pelaku masih bocah di bawah 13 tahun yang semestinya jadi fondasi peradaban bangsa di masa depan. Atas kasus ini, setidaknya Wali Kota Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban tegas ala tradisi Jawa.
Pariyem (60) sibuk mencabuti rumput liar di Makam Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jumat (25/6/2021). Sesekali, mata juru kunci makam itu menengok ke pintu masuk. Ia masih terpukul dengan perusakan sejumlah nisan yang beberapa waktu lalu terjadi di tempat itu.