logo Kompas.id
NusantaraTekan Tengkes di NTT, Pasangan...
Iklan

Tekan Tengkes di NTT, Pasangan Usia Subur Perlu Pembinaan Pola Asuh Anak

Menekan angka tengkes atau “stunting” di Nusa Tenggara Timur, pasangan usia subur perlu pembinaan mengenai pola asuh anak. Tokoh agama yang mempersiapkan perkawinan calon suami-istri, pun wajib memberi pemahaman.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sIrKCmmrLJY1u8m2z-pWXRCvEc4=/1024x599/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F4beb8d09-af0c-4c18-b762-06a19bcb1347_jpg.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Anak menderita gizi buruk kategori kwashiorkor di Kelurahan Naioni, Kota Kupang, Sabtu (24/4/2021). Pasangan usia subur di Nusa Tenggara Timur masih sangat memerlukan pembinaan mengenai pola asuh anak yang ideal guna mencegah gizi buruk.

KUPANG, KOMPAS — Pasangan usia subur di Nusa Tenggara Timur masih sangat memerlukan pembinaan mengenai pola asuh anak yang ideal. Hal itu diperlukan sebagai salah satu amunisi penting guna menekan tingginya angka tengkes di daerah itu.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur (NTT), kasus tengkes  masih menempati urutan nomor satu nasional, yakni 23,2 persen atau 348.000 orang dari total 1,5 juta anak. Ada kecenderungan kasusnya menurun setiap tahun. Namun, potensinya tetap tinggi karena jumlah anak pun terus meningkat.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan