logo Kompas.id
NusantaraIkhtiar Menangkap ”Semburan”...
Iklan

Ikhtiar Menangkap ”Semburan” Ekonomi dari Lumpur Sidoarjo

Di balik bencana semburan lumpur Sidoarjo yang berlangsung 15 tahun, tersimpan potensi sumber daya yang diyakini menjawab tantangan industri masa kini. Penggalian potensi dilakukan untuk memantik ”semburan” ekonomi.

Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4pJPpT3rM7u9GWIyAToa_0xNaH4=/1024x562/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F28e12fff-6350-4183-9480-8bb51ce329ab_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Kawasan terdampak lumpur Lapindo dilihat dari udara di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (28/5/2021). Pada 29 Mei 2021, tepat 15 tahun semburan lumpur Lapindo. Hingga kini, luas area terdampak 671 hektar.

Asap putih mengepul di tengah hamparan lumpur panas, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Sabtu (29/5/2021). Sejauh mata memandang, yang tampak di sekitar pusat semburan yang muncul pertama kali 29 Mei 2006 itu hanya gumpalan lumpur hitam. Material itu terjebak di kubangan besar mirip danau raksasa.

Danau yang dikelilingi tanggul setinggi 5-12 meter dengan lebar 5-10 meter tersebut membentang dari Kecamatan Tanggulangin, Porong, hingga Jabon. Meski kini luas danau mencapai 632 hektar (ha), kondisinya tak berdaya menampung lumpur yang dimuntahkan setiap hari. Lumpur pun akhirnya dialirkan ke Sungai Porong yang bermuara di Selat Madura.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan