logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKorupsi di Nganjuk dan Budaya ...
Iklan

Korupsi di Nganjuk dan Budaya Arkais Kita

Kisah rekayasa perangkat sebagaimana diduga dilakukan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat bukanlah barang baru. Rekayasa seperti itu adalah budaya arkais (kuno) sejak berabad lalu.

Oleh
DAHLIA IRAWATI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ddrziy515smCc5IfsYgiGdVeH0k=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F24200a03-d914-4590-939a-bc0ad64fda0e_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Lili Pintauli Siregar (kanan) bersama Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto memberikan keterangan pers terkait operasi tangkap tangan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidhayat, di Gedung KPK, Jakarta, Senin (10/5/2021).

MALANG, KOMPAS β€” Baru-baru ini publik kembali heboh setelah Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat yang tertangkap tangan KPK terkait seleksi pejabat di Nganjuk. Bahkan, disebut-sebut bukan hanya pejabat pemerintahan daerah, melainkan juga desa. Seleksi pejabat itu diduga melibatkan uang ratusan juta rupiah.

Proses tidak benar dalam seleksi pejabat tersebut jika ditelaah lebih jauh sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia, khususnya Jawaβ€”J Chailley-Bert dalam bukunya Java et ses habitants.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan