logo Kompas.id
NusantaraKisah Ibunda Pemudik yang...
Iklan

ANTISIPASI COVID-19

Kisah Ibunda Pemudik yang Meninggal Jangan Sampai Terulang

Ada yang ngotot mudik, kemudian ibunya meninggal karena terpapar Covid-19. Ini jadi pelajaran berharga.

Oleh
TAM/BRO/ETA/DKA/XTI/DIT
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/7MDtIrUN6j0cA-41579hi5M6fj4=/1024x674/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F20210507TAM-03_1620395616.jpg
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Kondisi rumah singgah yang disiapkan sebagai tempat karantina bagi pemudik yang nekat pulang kampung di RW 006 Kelurahan Antapani Tengah, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021). Jawa Barat menyiapkan sekitar 2.500 tempat karantina di kelurahan dan desa untuk mengisolasi pemudik yang lolos penyekatan.

Langkah Onda Irawan (68) terhenti di sebuah rumah tak berpenghuni. Rumah itu akan dijadikan tempat isolasi bagi mereka yang ngotot mudik Lebaran. Warga setempat tak ingin kehadiran pemudik membahayakan keselamatan mereka.

Rumah dua lantai itu terletak di RW 006 Kelurahan Antapani Tengah, Kota Bandung, Jawa Barat. Dua bulan sebelumnya, rumah dengan enam kamar itu diisi warga setempat yang anggota keluarganya terpapar Covid-19. Mereka diisolasi demi memutus rantai penularan.

Editor:
Fransiskus Pati Herin
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Menangkal Virus dari yang Ngotot Mudik".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.