logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKisah Kapuas: Dahulu...
Iklan

Kisah Kapuas: Dahulu Menghidupi Kini Dieksploitasi

Sungai Kapuas di masa lalu menjadi jalur utama perdagangan dan transportasi. Kini kondisinya kritis karena berbagai aktivitas eksploitasi, salah satunya pertambangan emas tanpa izin.

Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UDhFR1V-_bFQr1x7JT6IHJVmBk8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F04%2F426376_getattachmente13c8839-a06a-4c08-b0ea-56426648327a417763.jpg
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Sungai Kapuas yang melintasi Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Sabtu (11/3). Sungai kapuas pada masa lampau menjadi jalur utama transportasi, perdagangan, dan jalur para misionaris yang membawa misi pendidikan bagi masyarakat pedalaman. Kini, Kapuas menyisakan ironi karena pencemaran akibat pertambangan ilegal dan perkebunan sawit.

Sungai Kapuas, panggung kehidupan. Ia sandaran transportasi dan perdagangan, tatkala jalur darat belum menjangkau pedalaman. Sungai juga jalur yang membuka cakrawala pendidikan. Pentingnya sungai membuatnya menjadi sumber ekspresi budaya.

Namun, eksploitasi dan berbagai kepentingan ekonomi masa kini membuat jasa-jasanya di masa lalu seakan tak bernilai lagi. Kapuas dan sungai-sungai di Kalimantan Barat kini banyak yang dalam kondisi kritis.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan