logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊLawan Petaka Pernikahan Anak...
Iklan

Lawan Petaka Pernikahan Anak dari Beranda Rumah hingga Pengadilan Agama

Pernikahan dini sangat rentan berujung petaka. Sulit menemukan ada orang yang benar-benar bahagia setelah menjadi bagian dari praktik ini.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI/MELATI MEWANGI/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA/CORNELIUS HELMY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/W5jvGpADI2Vt3j0tOa8w2bL02is=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Ffc88b706-9c3a-4dac-88a8-53c757584512_jpg.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Ibu-ibu RW 013, Desa Cipaku, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, mendengarkan diskusi tentang dampak buruk pernikahan anak, Sabtu (17/4/2021), di kediaman Ketua RW 013.

Terik siang pada bulan puasa menemani 20 perempuan RW 013, Desa Cipaku, Paseh, Kabupaten Bandung, berdiskusi, Sabtu (17/4/2021). Sadar pandemi Covid-19 masih ada, ada masker menutupi hidung dan mulutnya. Duduk lesehan di beranda rumah ketua RW setempat, tema yang dibahas dalam pertemuan kali ini adalah pernikahan dini.

Pertemuan ini adalah yang kesekian kalinya digelar Bale Istri, kelompok pendampingan perempuan dari Yayasan Sapa. Yayasan Sapa adalah lembaga swadaya masyarakat yang fokus terhadap beragam persoalan perempuan, seperti kekerasan dan kesehatan, di Kabupaten Bandung.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan