logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บCegah Banjir Jateng Berulang, ...
Iklan

Cegah Banjir Jateng Berulang, Konservasi Hulu Sungai Mutlak

Ada sekitar 10 titik kritis di sepanjang Sungai Serang. Konservasi perlu terus dilakukan untuk mengurangi sedimentasi yang selama ini menyebabkan berkurangnya daya tampung sungai sehingga meluap dan banjir.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/E_le0KlL3k6DVOI977joNyKrFrI=/1024x626/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F788c03b8-d815-4868-9fdf-38ede4c6cd07_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Pohon ditanam di sekitar hulu Sungai Serang atau tepat di bawah Waduk Kedung Ombo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (22/3/2021), dalam rangka Hari Air Sedunia. Hari Senin, Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana menanam total 500 pohon di delapan titik sebagai upaya konservasi di hulu sungai.

GROBOGAN, KOMPAS โ€” Tingginya curah hujan pada awal 2021 menyebabkan sejumlah daerah di Jawa Tengah, seperti Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kudus, Jepara, dan Pati, dilanda banjir. Salah satu pemicu yakni berkurangnya kapasitas sungai akibat sedimentasi yang membuat aliran air meluap. Gerakan konservasi di hulu penting di samping sejumlah penanganan struktural.

Pada banjir di Kudus dan Jepara, antara lain dipicu penurunan kapasitas Sungai Serang, yang alirannya berasal dari Waduk Kedung Ombo, Jateng. Dari hulu, sungai itu melewati Bendung Sidorejo, Bendung Sedadi, dan Bendung Klambu serta bertemu Sungai Lusi. Dari Klambu, aliran dua sungai itu dibendung dan menjadi Sungai Wulan ke arah Kudus serta Sungai Juana ke arah Pati, kemudian bermuara di Laut Jawa.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan