logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPerburuan Biawak Masih Marak, ...
Iklan

Perburuan Biawak Masih Marak, Keseimbangan Ekosistem Terancam

Seekor biawak raksasa ditangkap warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Meski biawak bukan binatang dilindungi, perannya sebagai predator dinilai penting. Perburuan biawak dianggap mengganggu ekosistem.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/J-AMvPO38ywwV0MqAl25nFwdoyo=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F12a67d25-4d08-4f8d-b269-87b83f6b8095_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Seekor biawak berukuran 2 meter dengan bobot 25 kilogram ditemukan Sunarto (43), warga Purwokerto Timur, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (22/2/2021).

PURWOKERTO, KOMPAS β€” Seekor biawak raksasa berukuran panjang 2 meter dengan bobot mencapai 25 kilogram ditangkap warga dan diperjualbelikan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Meski biawak bukan termasuk satwa dilindungi, perburuan biawak dinilai merugikan karena keberadaannya penting di alam sebagai penjaga ekosistem, utamanya pengendali hama pertanian.

”Di ekosistem, biawak termasuk karnivora dan mangsa utamanya adalah amfibi, seperti katak, serangga, atau hewan lainnya. Kemudian katak juga pemakan serangga dan hama di sawah atau kebun,” kata Ari Hidayat, pemerhati satwa dari Biodiversity Society, saat dihubungi dari Purwokerto, Senin (22/2/2021).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan