logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSekitar 64.000 Ton Gula Petani...
Iklan

Sekitar 64.000 Ton Gula Petani di Malang Menumpuk dan Belum Laku

Ada sekitar 64.000 ton gula petani menumpuk di Kabupaten Malang. Gula itu tidak terbeli oleh investor. Gula impor yang berlebihan dan konsumsi masyarakat yang turun selama pandemi diduga jadi penyebabnya.

Oleh
DEFRI WERDIONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PD_xU1gDvDYlx2C3F0XDTrPVuso=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F34d29d0a-0736-4b44-979e-778834ef5dcc_jpg.jpg
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Seorang buruh tebang di daerah Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menaikkan tebu ke atas truk untuk selanjutnya dibawa ke pabrik gula, Oktober 2020.

MALANG, KOMPAS β€” Sekitar 64.000 ton gula petani di Kabupaten Malang, Jawa Timur, belum laku meski musim giling tebu telah berakhir November 2020. Serapan pasar yang rendah dan derasnya gula impor diduga jadi penyebab utamanya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Malang Dwi Irianto mengatakan, stok gula di Pabrik Gula (PG) Krebet Baru sekitar 42.000 ton. Sementara di PG Kebonagung terdapat setidaknya 22.000 ton.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan