logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊGelombang Tinggi di Perairan...
Iklan

Gelombang Tinggi di Perairan Natuna, Nelayan Berhenti Melaut

Nelayan di Kepulauan Anambas dan Natuna berhenti melaut karena tinggi gelombang di perairan itu lebih dari 6 meter. Meskipun harga ikan sedang tinggi, mereka terpaksa ganti profesi karena kemampuan kapal tidak memadai.

Oleh
PANDU WIYOGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-kz7flQ2_-Xlhwup0Ai3gxyXp_k=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20200116_ENGLISH-TAJUK_A_web_1579184876.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Sejumlah perahu nelayan sandar di Pelabuhan Lubuk Lumbang, Bunguran Timur, Natuna, Selasa (14/1/2020). Saat musim angin utara melanda dari November hingga Januari, sebagian nelayan tak bisa melaut karena tinggi gelombang bisa lebih dari 6 meter.

BATAM, KOMPAS β€” Nelayan di Kepulauan Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau, berhenti melaut karena ketinggian gelombang di perairan tersebut lebih dari 6 meter. Meskipun harga ikan sedang tinggi, mereka terpaksa beralih profesi karena kemampuan kapal tidak memadai.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Suratman, Selasa (12/1/2021), mengatakan, ketinggian gelombang di perairan Natuna dan sekitarnya saat ini berkisar 6-9 meter dengan kecepatan angin hingga 30 knot (55,56 km per jam) atau kategori sangat ekstrem. Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang itu diperkirakan masih melanda wilayah Kepri hingga awal Februari 2021.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan