Iklan
Menangis di Hulu, Menjerit di Hilir
Industri rotan nasional membutuhkan perhatian. Tata niaga dari hulu ke hilir dinilai banyak pelakunya masih jauh dari ideal. Padahal, rotan potensial menjadi salah satu komoditas unggulan bangkit dari pandemi.
Industri rotan negeri ini seperti benang kusut. Di hulu, nasib petani rotan memilukan. Sementara industri di hilir, pelakunya terjerat sulitnya bahan baku. Komoditas ekspor menjanjikan ini pun merosot meski Indonesia kaya rotan.
Puluhan tahun hidup dari rotan, Aji Bahar (58) kini menjauh dari komoditas itu. Rendahnya harga rotan membuat petani asal Katingan, Kalimantan Tengah, ini gigit jari. Harga rotan hanya Rp 1.300 per kilogram. Padahal, lebih dari sedekade lalu, harganya Rp 7.500-Rp 10.000 per kg.