logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊWabah Dinasti Politik dan...
Iklan

Wabah Dinasti Politik dan Calon Tunggal

Calon tunggal dan kerabat pejabat atau dinasti politik menjadi fenomena mencolok pada Pilkada 2020. Fenomena ini menunjukkan parpol mengalami krisis kader. Di sisi lain, pemilih masih melanggengkan praktik tersebut.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/KRISTIAN OKA PRASETYADI/IQBAL BASYARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5lCmLoOFSGVVr3CPuQ5qUwdJdN8=/1024x735/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_3796847_1_6.jpeg
Kompas

Tersangka Ratu Atut Chosiyah meninggalkan ruang pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Jumat (20/12). Gubernur Banten tersebut langsung ditahan KPK seusai menjalani pemeriksaan terkait dugaan suap terhadap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dalam sengketa Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Lebak Banten.

Pemilihan Kepala Daerah 2020 menjadi panggung bagi sejumlah dinasti politik dan calon tunggal untuk menunjukkan eksistensinya. Fenomena ini menegaskan kegagalan partai politik dalam melakukan fungsi rekrutmen. Di sisi lain, sikap permisif pemilih turut melanggengkan praktik tersebut. Publik harus terus mengawal jalannya pemerintahan agar kekhawatiran penyimpangan kekuasaan terhindarkan.

Dalam setiap pemilihan kepala daerah, dinasti politik selalu mengemuka, tak terkecuali pada Pilkada 2020. Dalam perhelatan tahun ini, kontestasi politik lokal itu diramaikan oleh kerabat beberapa keluarga di lingkungan Istana Negara, Jakarta.

Editor:
susanarita
Bagikan