logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMimpi Sejahtera Berakhir...
Iklan

Mimpi Sejahtera Berakhir Sengsara

Kisah usang pilunya pekerja migran belum berakhir di negeri ini. Butuh aturan hukum ketat untuk melindungi hingga memastikan keselamatan mereka di negeri orang.

Oleh
Abdullah Fikri Ashri/cornelius helmy
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/R8eEab9tTCajHM4jQHzq1aRyD-Q=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F5bd77de7-65ce-448b-94f5-81d6fe1b0b32_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Syafii (60) menunjukkan foto anaknya berinisial MH, pekerja migran Indonesia asal Cirebon di Malaysia, Jumat (27/11/2020), di rumahnya di Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat. MH dianiaya majikannya hingga masuk rumah sakit. Keluarga berharap MH segera dipulangkan dengan selamat dan sehat.

Mei Harianti (26), pekerja migran Indonesia asal Cirebon, Jawa Barat, bermimpi untuk sejahtera di Malaysia, tetapi berujung duka. Ibu dua anak itu dianiaya majikannya selama hampir setahun. Kisahnya jadi lanjutan kisah-kisah buram para pekerja migran.

Kabar pilu itu mencuat akhir November 2020. Keluarga yang berbulan-bulan putus kontak dengan Mei syok. Terutama ketika melihat foto Mei. Tubuhnya ringkih. Kaki kirinya bengkak. Ada luka bekas siraman air panas.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan