Kapal ”Trawl” dan Rumpon Munculkan Potensi Konflik di Laut Seram
Keberadaan rumpon dan kehadiran kapal yang menggunakan alat tangkap ”trawl” memicu konflik di Laut Seram, Maluku.
AMBON, KOMPAS — Nelayan lokal di Laut Seram, Maluku, sangat resah dengan keberadaan rumpon dan kehadiran kapal ikan berukuran di atas 30 gros ton yang menggunakan alat tangkap trawl. Pada September lalu, para nelayan itu menyerang dan memotong tali kapal. Kehadiran kapal dan rumpon itu dinilai sangat merugikan para nelayan kecil.
Syamsul Sia, Ketua Kelompok Nelayan Desa Kawa, Pulau Seram, lewat sambungan telepon, Rabu (4/11/2020), mengatakan, mereka sedang menyiapkan rencana aksi lanjutan. ”Kami akan terus mendesak pemerintah agar rumpon dan kapal ikan berukuran besar jangan lagi beroperasi di sana. Kami minta dengan hormat kepada Pak Menteri (Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo),” katanya.