logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊCegah Ricuh Demonstrasi di...
Iklan

Cegah Ricuh Demonstrasi di Yogyakarta Jadi Konflik Horizontal

Kericuhan yang terjadi saat demonstrasi menolak RUU Cipta Kerja di Yogyakarta, Kamis (8/10/2020), jangan sampai berkembang menjadi konflik horizontal. Potensi konflik horizontal di antara kelompok warga perlu dicegah.

Oleh
HARIS FIRDAUS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HMFmygqM6GSRomvcE965MGthN-0=/1024x579/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F937c7717-99a0-45e1-a8e9-2fb3cb9a6eca_jpg.jpg
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Sepeda motor yang hangus tergeletak di dekat Gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (8/10/2020). Di belakangnya, terdapat restoran yang juga hangus terbakar di tengah kerusuhan dalam aksi unjuk rasa penolakan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di Gedung DPRD DIY hari itu.

YOGYAKARTA, KOMPAS β€” Kericuhan saat demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di Yogyakarta, Kamis (8/10/2020), diharapkan tidak berkembang menjadi konflik horizontal. Potensi konflik horizontal itu mesti diwaspadai karena setelah aksi unjuk rasa Kamis kemarin sempat terjadi gesekan antara peserta unjuk rasa dgan warga di Yogyakarta.

Harapan itu disampaikan oleh perwakilan organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) seusai bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (9/10/2020) sore, di Yogyakarta. Dalam pertemuan itu, hadir Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas dan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar NU Maksum Machfoedz.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan