logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊHarga Sayur di Malang Anjlok...
Iklan

Harga Sayur di Malang Anjlok dan Masih Bertahan Rendah

Harga sayuran di tingkat petani di Malang anjlok sejak beberapa bulan lalu dan hingga kini masih bertahan rendah. Permintaan konsumen dan industri yang belum pulih selama pandemi Covid-19 menjadi penyebab.

Oleh
DEFRI WERDIONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VPSRuzuFH8wLMiKyksFQOdGPXOU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fa322c52c-654b-44d7-8b9c-348eb6908cde_jpg.jpg
KOMPAS/KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Sayur kubis yang basu saja dipetik oleh petani di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 3 September 2020 lalu. Saat ini satu kilogram kubis di tingkat petani hanya Rp 300-Rp 400 dari biasanya Rp 2.000 per kg.

MALANG, KOMPAS-Permintaan konsumen dan industri yang belum pulih selama pandemi Covid-19 masih berdampak terhadap dunia pertanian di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Harga sejumlah komoditas sayuran di tingkat petani anjlok sejak beberapa bulan lalu dan hingga kini masih bertahan rendah.

Kondisi kurang menguntungkan ini masih ditambah oleh pasokan di lapangan yang melimpah dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya petani harus merugi karena nilai jual hasil bumi tidak sebanding dengan ongkos produksi. Kalaupun ada kenaikan harga, hanya sedikit dan berlangsung singkat.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan