logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊBencana Terdahulu Ajarkan Cara...
Iklan

Bencana Terdahulu Ajarkan Cara Adaptasi

Warga di kawasan rawan bencana belajar dari bencana terdahulu untuk mengantisipasi kejadian serupa pada masa yang akan datang.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VKxUAIDdxzZBs0xyZOAsSO62UMo=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F0997309f-20b9-4768-82a7-396a392ec500_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pencari rumput melintasi tempat wisata Bukit Klangon, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (17/7/2020). Tempat wisata Bukit Klangon yang berjarak sekitar 4,2 kilometer dari puncak Gunung Merapi itu kembali dibuka dan dikunjungi wisatawan setelah beberapa bulan sempat ditutup akibat pandemi.

JAKARTA, KOMPAS β€” Hidup di kawasan rawan bencana seperti lereng gunung berapi penuh risiko dan bahaya. Mau tidak mau, warga harus belajar cara mengantisipasi saat bencana datang, termasuk meminimalkan korban jiwa dan kerugian.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat setidaknya 4,5 juta warga hidup dan bermata pencarian di kawasan rawan bencana gunung api. Mereka mendiami kawasan dalam level 1-3. Semakin tinggi level, semakin tinggi pula risiko dan bahayanya.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan