Pilkada 2020, Covid-19, dan Pertaruhan Memori Kolektif
Pada tahapan pencocokan dan penelitian Pilkada 2020, ada 106 juta calon pemilih yang akan diteliti datanya oleh sekitar 300.000 petugas. Tanpa disiplin protokol kesehatan, hal ini bakal meluaskan penyebaran Covid-19.
Perbedaan pencocokan dan penelitian Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19 sudah mulai terlihat dari seremoni Apel Kesiapan Gerakan Coklit Serentak jajaran Komisi Pemilihan Umum yang berlangsung secara daring, Sabtu (18/7/2020). Aktivitas itu berlangsung menggunakan platform daring Zoom, yang kemudian juga disiarkan langsung menggunakan media sosial KPU RI. Acara itu melibatkan daerah yang menggelar pilkada, yakni 270 daerah di Indonesia.
Dalam siaran daring itu, tampak Ketua KPU Arief Budiman memakaikan rompi dan kartu pengenal sebagai tanda dimulainya proses pencocokan dan penelitian. Hal lain yang membedakan dengam proses pencocokan dan penelitian terdahulu, kali ini seremoni itu diikuti dengan penyerahan pelindung wajah (face shield) dan disediakan satu paket alat pelindung diri kepada setiap petugas. Alhasil, di paket plastik yang diberikan kepada petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) itu berisi pembersih tangan (hand sanitizer), masker, sarung tangan plastik, dan alat tulis.