logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPenyintas Likuefaksi Petobo...
Iklan

Penyintas Likuefaksi Petobo Diminta Memilih Dua Skema Relokasi

Sebanyak 700 keluarga penyintas bencana di Petobo, Kota Palu, kukuh memperjuangkan hunian tetap satelit di dekat tempat tinggal lama. Namun, pemerintah meminta mereka memilih skema lain karena lahan itu bermasalah.

Oleh
VIDELIS JEMALI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/U80SV5rGtyULBojRoyva-paf48c=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F20200701_165852_1593602096.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Papan informasi yang menyebutkan lokasi pembangunan hunian tetap satelit untuk penyintas likuefaksi Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (1/7/2020).

PALU, KOMPAS β€” Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, meminta 700 keluarga penyintas gempa dan likuefaksi di Kelurahan Petobo untuk memilih skema relokasi mandiri atau relokasi komunal. Rencana relokasi satelit di Petobo hingga kini tak kunjung jelas karena status lahan yang sulit diselesaikan pemerintah akibat tak adanya anggaran ganti rugi.

Hal itu mengemuka dalam rapat dengar pendapat antara unsur Pemerintah Provinsi Sulteng, Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Panitia Khusus (Pansus) Pengawasan Program Pascabencana DPRD Sulteng, di Palu, Rabu (1/7/2020). Rapat dipimpin ketua pansus, Budi Luhur Larengi, didampingi empat anggota dari total 15 anggota pansus.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan