logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊStigma yang Membuat Warga...
Iklan

Stigma yang Membuat Warga Merana

Jika ada yang menyebut fitnah lebih kejam dari pembunuhan, stigma dan hoaks pada masa pandemi Covid-19 saat ini juga bisa memberikan dampak buruk yang mengerikan bagi orang lain.

Oleh
Regina Rukmorini
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/c_Sk-NAnCcsJirVypcyT6PBfDS4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2FPenutupan-Jalan-Sejumlah-Dusun-di-Kabupaten-Magelang_89794020_1591888690.jpg
KOMPAS/REGINA RUKMORINI (EGI) 27-05-2020

Sejumlah dusun di Desa Krincing, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, membatasi akses masuk pendatang dari luar dengan cara menutup sejumlah jalur menuju permukiman, seperti terlihat akhir Mei lalu. Upaya pembatasan akses masuk bagi tamu itu dilakukan untuk menekan penularan Covid-19.

Lahir dan tinggal sebagai warga Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Diah Fibriani (31) tidak pernah menyangka identitas asalnya akan menimbulkan masalah. Namun, tak dapat ditolak, kasus Covid-19 yang muncul bertubi-tubi di desanya membuat dia serasa menanggung aib buruk dan stigma sebagai warga pembawa penyakit bahaya bagi lingkungan di sekitarnya.

Sejak April lalu hingga sekarang, sekitar 40 warga Desa Krincing dinyatakan positif Covid-19. Tiga orang di antaranya sembuh dan pulang ke rumah, sementara satu orang meninggal.

Editor:
kompascetak
Bagikan