logo Kompas.id
›
Nusantara›Penantian 20 Bulan Penyintas...
Iklan

Penantian 20 Bulan Penyintas Gempa di Palu Mulai Terwujud

Sekitar 20 bulan pascagempa, tsunami, dan likuefaksi, penyintas mulai menempati hunian tetap. Penempatan hunian itu menjadi langkah penting dalam program pascabencana di Sulteng.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/A6_TJntutang3A7lJHYp7_lgs_M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F1a33c400-c820-4b24-ad4f-8b3df4d304d1_jpg.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Tampak hunian tetap yang telah dibangun dan mulai ditempati penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/5/2020).

PALU, KOMPAS â€” Penantian selama 20 bulan para penyintas gempa, likuefaksi, dan tsunami di Sulawesi Tengah untuk tinggal di hunian tetap mulai terealisasi. Meskipun baru sebagian kecil penyintas yang mendapatkan jatah hunian, tahap tersebut menandai kemajuan penting dalam rekonstruksi pascabencana di Sulawesi Tengah saat situasi sulit wabah Covid-19.

Hunian tetap yang mulai dihuni itu terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Hunian itu dibangun Yayasan Buddha Tzu Chi sejak Maret 2019. Hunian tetap di kompleks tersebut memang dibangun lebih awal dari hunian lainnya.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan