logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บTradisi Beluluk, Penyelamat di...
Iklan

Tradisi Beluluk, Penyelamat di Tengah Badai Korona

Tradisi beluluk yang kembali hidup pada awal Ramadhan membawa angin segar yang menyelamatkan ekonomi masyarakat di pedalaman Jambi di tengah pandemi korona.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IEhp87Kyg3y9GLdSRb-Rgitl47E=/1024x688/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F623a0571-b5bc-44d2-b2de-8abce0453361_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Ramadi (28), petani di Desa Jambi Tulo, Kecamatau Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, mengambil buah enau untuk direbus selama tiga jam agar empuk dagingnya, Selasa (28/4/2020). Daging buah enau yang biasa disebut kolang-kaling ini bermanfaat sebagai bahan takjil selama Ramadhan.

Ramadhan tahun ini mungkin terasa lebih berat bagi kebanyakan orang. Kebijakan tinggal di rumah berdampak merontokkan beragam jenis usaha. Namun, tradisi beluluk yang kembali hidup di awal Ramadhan membawa angin segar yang menyelamatkan ekonomi masyarakat di pedalaman Jambi.

Sejak awal dimulainya masa Ramadhan, perapian di belakang rumah Ramadi (28) hampir tak pernah padam. โ€Sekarang ini, pesanan terus datang, malahan bertambah banyak,โ€ kata Ramadi, petani di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi, Selasa (28/4/2020).

Editor:
aufrida wismi
Bagikan