logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บRatusan Warga NTT di...
Iklan

Ratusan Warga NTT di Perantauan Kesulitan Pulang Kampung

Menyusul penolakan berlayar kapal milik PT Pelni dan ASDP di Nusa Tenggara Timur, ratusan warga NTT di perantauan sulit kembali ke kampung halaman. Mereka meminta pemerintah provinsi meninjau kembali kebijakan itu.

Oleh
Kornelis Kewa Ama
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tC0awZkZ18ToqLE63HhyS7F_DHE=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20200416kora-km-lambelu-di-larantua_1587029738.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

KM Lambelu saat sandar di Pelabuhan Tenau, Kupang, pertengahan Maret 2020. Saat ini, kapal tersebut tidak lagi melayari perairan NTT sampai batas waktu yang belum ditentukan, menyusul penyebaran Covid-19.

KUPANG, KOMPAS โ€” Menyusul penolakan berlayar kapal milik PT Pelni dan ASDP di Nusa Tenggara Timur, ratusan warga NTT di luar sulit masuk daerah asal masing-masing. Mereka berharap pemerintah provinsi meninjau kembali kebijakan penutupan kapal Pelni dan ASDP tersebut. Di Sape, Nusa Tenggara Barat, puluhan warga Flores tertahan karena kapal rute Sape-Labuan Bajo tidak beroperasi.

Koordinator Aliansi Mahasiswa Makassar (Almasar) Nusa Tenggara Timur Markus Kari, dihubungi di Makassar, Kamis (16/4/2020), mengatakan sangat menyayangkan kebijakan Pemprov NTT melarang kapal Pelni dan feri beroperasi di perairan daerah itu sejak Selasa, 14 April. Kebijakan ini penting untuk mencegah penyebaran Covid-19 di NTT, tetapi di lain pihak sangat merugikan masyarakat NTT di perantauan.

Editor:
agnespandia
Bagikan