logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊGas Berbahan Baku Fosil di...
Iklan

Gas Berbahan Baku Fosil di Balik Tanah Purwodadi

Semburan air dan lumpur akibat dorongan gas rawa yang terjadi di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (29/2/2020), menunjukkan masih tersimpannya gas berbahan baku fosil.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4DSKWQF7IQV6I8AcytubY6KWf_Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FSemburan-Air-dan-Lumpur_1582992276.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Warga menyaksikan semburan air dari tanah akibat adanya tekanan gas rawa di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (29/2/2020) malam. Sebelumnya, sejak Sabtu pukul 06.00 hingga pukul 16.00, air yang tersembur masih bercampur lumpur dan sempat mencapai ketinggian 15 meter. Semburan itu keluar dari lubang hasil pengeboran 60 meter untuk pembuatan sumur air.

GROBOGAN, KOMPAS β€” Semburan air dan lumpur akibat dorongan gas rawa yang terjadi di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (29/2/2020), menunjukkan masih tersimpannya gas berbahan baku fosil di daerah itu. Ini perlu menjadi perhatian masyarakat apabila hendak mengebor ke dalam tanah.

Pembuatan sumur air lahan milik Yayasan Yatama itu dimulai pada Rabu (26/2) oleh pelaksana pengeboran dari pihak donatur. Sebelumnya, yayasan yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial anak tersebut mengajukan proposal bantuan pengadaan air bersih hingga ada donatur asal Solo. Adapun pengeboran hingga kedalaman 60 meter.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan