logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKawasan Konservasi Jadi...
Iklan

Kawasan Konservasi Jadi Benteng Pelestarian Satwa

Penanganan konflik manusia dan satwa di Sumatera salah satunya bisa dilakukan dengan menjaga kawasan konservasi. Kawasan ini jadi tumpuan pelestarian satwa.

Oleh
Vina Oktavia/Nikson Sinaga/Zulkarnaini/Rhama Purna Jati
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Mx0HkNqLkkI2BuWzLgYVZ3Fbw6Q=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2FIMG-20190328-WA0010_1553768802.jpg
DOKUMENTASI TNWK/SUBAKIR

Bayi gajah jantan yang baru lahir sedang bersama dengan induknya pada Kamis (28/3/2019), di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung. Gajah jantan tersebut dilahirkan dari induk bernama Gajah Bunga.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - Keberadaan kawasan konservasi, baik di dalam maupun luar habitat alami, menjadi benteng terakhir bagi upaya pelestarian satwa yang terancam punah. Namun, upaya itu tetap saja bukannya tanpa kendala. Upaya pelestarian gajah sumatra (Elephant maximus sumatranus) antara lain dilakukan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung serta di Pusat Latihan Gajah di Kabupaten Banyuasin dan Lahat, Sumatera Selatan.

Upaya itu mulai membuahkan hasil. Koordinator Lapangan Elephant Response Unit (ERU) TNWK Nazaruddin mengatakan, 5 gajah lahir di kamp ERU di TNWK dalam lima tahun terakhir. Gajah jinak yang dikonservasi di kamp ERU berjumlah 27 ekor. Di antaranya ada 8 gajah betina dewasa dan 13 gajah jantan dewasa yang siap bereproduksi.

Editor:
Bagikan