Jejak Panjang Konflik Manusia-Satwa di Sumatera
Konflik manusia dan satwa di Sumatera berlangsung sejak bertahun-tahun silam. Harian Kompas pertama kali melaporkan konflik manusia dan satwa pada 30 Juni 1967.
Konflik manusia dan satwa bukan persoalan baru di Sumatera. Sejak bertahun-tahun silam, satwa terus diburu hingga populasinya berkurang dan terancam punah. Habitat dan sumber pakan satwa terus terdesak akibat alih fungsi lahan hingga mereka merambah permukiman.
Berita konflik manusia dan satwa pertama kali muncul di harian Kompas pada 30 Juni 1967. Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) masuk permukiman warga di Kampung Halangan Ratu, Kecamatan Gedong Tataan, Lampung, karena kelaparan. Harimau itu masuk kampung pada siang hari dan menggasak lima kambing. Warga berupaya menangkap harimau itu hidup ataupun mati.