Ibu Kota Baru
Pembangunan Ibu Kota Baru Diikuti Pemulihan Kerusakan akibat Tambang
KLHK memperkirakan ada ratusan lubang bekas tambang di lokasi ibu kota baru yang luasnya sekitar 180.000 hektar. Untuk itu, ibu kota baru akan dibangun, ekosistem juga akan dipulihkan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F1c102443-6838-48a2-b6bf-ebc082fd93b3_jpg.jpg)
Pemandangan lokasi calon ibu kota baru di Bukit Sudharmono, Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). Lahan ini berada di kawasan hak guna usaha PT ITCI Hutani Manunggal.
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki lahan lingkungan yang rusak akibat pertambangan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan ada ratusan lubang bekas tambang di lokasi ibu kota baru yang luasnya sekitar 180.000 hektar.
Visi itu menjadi salah satu poin utama yang tertuang dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang disusun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurut rencana, kajian yang saat ini dalam tahap finalisasi itu menjadi salah satu dasar penyusunan rencana induk atau masterplan pembangunan ibu kota baru yang dimulai pada 2020.