logo Kompas.id
NusantaraMasih Minim Hujan, Petani...
Iklan

Masih Minim Hujan, Petani Perlu Sesuaikan Pola Tanam

Frekuensi hujan yang masih minim di Kabupaten Semarang membuat sebagian petani belum bisa menanam. Karena itu, perlu penyesuaian pola tanam agar produktivitas tanaman terjaga dan jangan terkecoh ”hujan tipuan”.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nK-C6DQHv9aULrdh2jk5d1NwhTg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FPetani-di-Ambarawa_1573814389.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Petani mengamati sawah yang telah digarapnya selama 70 hari di Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/11/2019). Sejumlah petani di Kabupaten Semarang telah menanam karena memanfaatkan air irigasi dan sungai. Namun, sebagian lainnya belum menanam karena bergantung pada hujan.

UNGARAN, KOMPAS — Frekuensi hujan yang masih minim di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, membuat sebagian petani belum bisa menanam dengan optimal. Karena itu, perlu penyesuaian pola tanam agar produktivitas tanaman terjaga. Petani juga jangan sampai terkecoh ”hujan tipuan”.

Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan, seperti diperkirakan sebelumnya, kemarau tahun ini terjadi lebih panjang. Secara umum, awal musim hujan mundur tiga dasarian atau 30 hari dari waktu normal, yakni Oktober.

Editor:
agnespandia
Bagikan