logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บJarak Antar-kelahiran Tak...
Iklan

Jarak Antar-kelahiran Tak Terkontrol Picu Tengkes

Jarak antar-kelahiran yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya kekurangan gizi pada bayi sehingga menyebabkan tengkes (stunting) atau kekerdilan.

Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HU_Du_cFKK6DGT1hkXCbKDI308Q=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F20190810diaC_1565424293.jpg
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

Seorang anak menjalani penimbangan badan di posyandu di Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/08/2019).

MAUMERE, KOMPAS โ€” Jarak antar-kelahiran yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya kekurangan gizi pada bayi sehingga menyebabkan tengkes (stunting) atau kekerdilan. Kampanye keluarga berencana diharapkan bisa mengurangi risiko tersebut, terutama di Nusa Tenggara Timur yang memiliki angka tengkes tinggi.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017, angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) NTT mencapai 3,4. Angka ini di atas rata-rata nasional sebesar 2,4. Indikator ini beriringan dengan angka anak balita kerdil karena kurang gizi (stunting) yang tinggi di Indonesia, yaitu mencapai 49,3 persen.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan