logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMasih Banyak Siswa Belajar di ...
Iklan

Masih Banyak Siswa Belajar di Tenda Darurat

Sepuluh bulan pascagempa, masih banyak siswa belajar di tenda darurat di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kegiatan belajar tak terlalu efektif karena panas dan sesak. Pemerintah beralasan masa perbaikan sekolah mengikuti rentang waktu rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Sulteng, yakni dua tahun.

Oleh
VIDELIS JEMALI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/phpbpPUsG7L_pQWHFviuO2i9ujE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F5721b7f6-4496-4144-95fc-c1fb9a42493a_jpg.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Para siswa belajar di tenda darurat di halaman SDN Pengawu, Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulteng, Selasa (23/7/2019). Para siswa belajar di tenda karena ruang kelas belum diperbaiki pascagempa 10 bulan lalu.

PALU, KOMPAS β€” Sepuluh bulan pascagempa, masih banyak siswa belajar di tenda darurat di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kegiatan belajar tak terlalu efektif karena panas dan sesak. Pemerintah beralasan masa perbaikan sekolah mengikuti rentang waktu rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Sulteng, yakni dua tahun.

Padahal akibat gempa, paling tidak ada 200 sekolah yang rusak di Kota Palu, meski ada yang sudah diperbaiki, dan masih banyak dalam perbaikan. Salah satu sekolah yang masih menggunakan tenda darurat untuk kegiatan belajar-mengajar adalah Sekolah Dasar Negeri Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulteng.

Editor:
agnespandia
Bagikan