logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMenyingkap Tabir Serangan...
Iklan

Menyingkap Tabir Serangan Penyakit di Garonggong

Ramadhan pada tahun ini dirasakan penuh kesedihan oleh Basse Daeng Banni (50). Buruh tani ini harus melewatkan makan sahur dan berbuka puasa seorang diri. Anak bungsunya, Justina (15), yang sehari-hari menemaninya, meninggal, Senin (29/4/2019), akibat penyakit yang hingga kini belum ditemukan apa jenis atau penyebabnya. Basse adalah orangtua tunggal, dan anaknya yang lain mengadu nasib ke kota lain.

Oleh
RENY SRI AYU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sjZpJmTo1gEoJZhHucyAiUj_Jgc=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F0C3368CE-04FE-44AB-8384-DBF2851CA6BB.jpeg
KOMPAS/RENY SRI AYU

Tim gabungan dinas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan mengambil sampel darah semua warga Dusun Garonggong, Selasa (14/5/2019).

Ramadhan pada tahun ini dirasakan penuh kesedihan oleh Basse Daeng Banni (50). Buruh tani ini harus melewatkan makan sahur dan berbuka puasa seorang diri. Anak bungsunya, Justina (15), yang sehari-hari menemaninya, meninggal, Senin (29/4/2019),  akibat penyakit yang hingga kini belum ditemukan apa jenis atau penyebabnya. Basse adalah orangtua tunggal, dan anaknya yang lain mengadu nasib ke kota lain.

Masih lekat dalam ingatan Basse, saat itu Kamis (18/4/2019), Justina mendadak panas dan lemas. Suhu tubuhnya di atas 39 derajat celsius. Basse akhirnya membawa Justina ke Puskesmas Buludoang untuk dirawat inap. Bersama Justina, puluhan warga lain saat itu turut dibawa ke puskesmas. Sebagian ke RSUD di Takalar.

Editor:
agnespandia
Bagikan