logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บPergulatan Warga Teon, Nila,...
Iklan

Pergulatan Warga Teon, Nila, dan Serua

Oleh
Frans Pati Herin
ยท 1 menit baca

Tiga puluh sembilan tahun sudah mereka bergulat dengan prasangka. Mengapa dipaksa meninggalkan tanah kelahiran ke tempat baru dengan setumpuk problema? Teon, Nila, dan Serua, daratan mungil penghias Laut Banda yang ditinggalkan itu selalu mengundang rindu. Bila dikenang, air mata kan berlinang.

Suara Nicolaas Leunura (71) perlahan mengecil hingga akhirnya terdiam. Sejenak ia menengadah, sengaja membendung air matanya. Ia berusaha tetap tegar agar beberapa pemuda yang menyimak kisah memilukan warga Pulau Teon, Nila, dan Serua itu jangan sampai hanyut dalam kesedihan. Namun, ia tak sanggup.

โ€œHati saya ini seperti baja. Saya tidak mudah menangis. Tapi, kalau mengingat kenangan itu, saya selalu menangis,โ€ ujarnya diikuti suara seekor cicak seakan membenarkan kisah yang dituturkan Nicolaas, Rabu (13/1) malam di Pulau Seram, tepatnya di Desa Watludan, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Editor:
Bagikan