Muda
Sampah Plastik dan Perlawanan Kawula Muda
Banyak anak muda yang memperhatikan kelestarian lingkungan, salah satunya dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengolahan sampah.

Pemulung di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Sukawinatan, Palembang, Jum'at(26/11/21). Dari 1.200 ton sampah yang masuk ke TPSA Sukawinatan, sekitar 70 persen adalah sampah plastik yang berasal dari limbah rumah tangga dan pasar.
”Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit,” begitulah pepatah mengatakan. Bahwa setiap upaya kecil yang dilakukan, pada akhirnya akan berbuah hasil. Walau demikian, pepatah tersebut mempunyai makna berlawanan, apabila dikaitkan dengan satu isu lingkungan yang tengah marak akhir-akhir ini, yaitu sampah plastik.
Ibarat sebuah gawai di genggaman, plastik sudah menjadi ”teman hidup” manusia dalam berbagai kebutuhan sehingga sulit jika harus melepasnya. Entah membeli makanan atau minuman, berbelanja di pasar swalayan, hingga kini berbelanja daring, seluruhnya erat dengan penggunaan plastik. Kebiasaan masyarakat yang begitu konsumtif, sangat jelas berdampak pada bertambahnya jumlah sampah plastik, bahkan sampai harus ”menyiksa” TPA atau tempat pembuangan akhir.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Sampah Plastik dan Perlawanan Kawula Muda".
Baca Epaper Kompas