Teka-teki Perkuliahan Tatap Muka
Sikap optimistis diperlihatkan Mita Apriani (18), mahasiswi Jurusan Perhotelan Sekolah Tinggi Perhotelan Trisakti, Jakarta. Gadis asal Praya, Nusa Tenggara Barat, ini justru sudah tak sabar ingin segera ke kampus.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Faff6ac6b-6948-4862-a25f-4de57355a7d2_jpg.jpg)
Suasana lengang di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, UI mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai efektif Rabu, 18 Maret 2020, hingga berakhirnya semester genap tahun ajaran 2019/2020 pada Juni 2020. Namun, bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan praktik diperbolehkan ke kampus. Demikian juga pegawai di bagian pelayanan tetap bertugas dengan sistem sif.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, perkuliahan terpaksa dilakukan secara daring. Kini, pemerintah memberikan izin bagi kampus untuk menerapkan perkuliahan tatap muka mulai Januari 2021. Beberapa kampus memilih bersikap hati-hati sebelum memutuskan perkuliahan tatap muka. Apakah perkuliahan tatap muka akan berhenti pada taraf rencana? Kita tunggu saja.
Mahasiswa merespons wacana perkuliahan tatap muka dengan sikap campur aduk. Di satu sisi senang karena mereka bisa segera kuliah di kampus dan bertemu teman-temannya. Di sisi lain, mereka khawatir lantaran kasus Covid-19 hingga kini belum bisa dikendalikan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Teka Teki Perkuliahan Tatap Muka".
Baca Epaper Kompas