logo Kompas.id
β€Ί
Mudaβ€ΊMenjadi Pemikir Muda di Era...
Iklan

Menjadi Pemikir Muda di Era Digital

Anak muda perlu mengasah kemampuan berpikir kritis. Ketika semua aspek kehidupan bergulir serba cepat, mereka kehilangan momen untuk merasakan proses berpikir.

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Qc0l_rTnS7i7F5vNpuYbqu1pdhc=/1024x552/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2FScreen-Shot-2020-11-21-at-11.55.45_1605934573-e1605934590475.png
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA

Suasana diskusi IdeaFest 2020 Restart sesi Navigating Life: The Importance of Philosophy for Modern Days yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (14/11/2020). Pembicara yang hadir adalah pendiri bersama @_jadigini, Emilia Tiurma Savira; pendiri Logos ID, Nathanael Pribadi; dan pendiri bersama Menjadi Manusia, Rhaka Ghanisatria.

Anak muda perlu mengasah kemampuan berpikir kritis. Ketika semua aspek kehidupan bergulir serba cepat, mereka kehilangan momen untuk merasakan proses berpikir. Padahal, kemampuan berpikir kritis itu krusial untuk memahami, memaknai, dan menjalani kehidupan.

Isu mengenai anak muda dan kemampuan berpikir kritis mencuat dalam IdeaFest 2020 Restart sesi Navigating Life: The Importance of Philosophy for Modern Days yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (14/11/2020). Pembicara yang hadir adalah pendiri bersama @_jadigini, Emilia Tiurma Savira; pendiri Logos ID, Nathanael Pribadi; dan pendiri bersama Menjadi Manusia, Rhaka Ghanisatria.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan