logo Kompas.id
β€Ί
Mudaβ€ΊKerja Keras untuk Menurunkan...
Iklan

Kerja Keras untuk Menurunkan Angka Tengkes di Tengah Pandemi Covid-19

Perlu kerja keras untuk menurunkan angka tengkes (stunting) di Indonesia yang masih tinggi.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VBIttqQDrTWk_78hKVRBElY46LE=/1024x680/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F31b71eb1-b205-4f68-8ea7-359e52f52cdd_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Anak balita mendapat imunisasi dari petugas kesehatan di Posyandu Bougenvile, Larangan Selatan, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (11/1/2020). Pemeriksaan kesehatan, tumbuh kembang anak balita, serta pemberian imunisasi dilakukan secara berkala sebulan sekali. Posyandu itu memantau tumbuh kembang sekitar 200 bayi dan anak balita di kawasan tersebut.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kasus tengkes (stunting) yang masih tinggi di Indonesia harus mendapat perhatian dan penanganan serius. Perlu kerja keras yang melibatkan banyak pihak untuk menekan angka tengkes di Indonesia.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, pada 2018 prevalensi tengkes atau kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat kurang gizi kronis di Indonesia sekitar 30,8 persen. Tahun lalu, prevalensi tengkes turun menjadi 27,7 persen. Meski terjadi penurunan, prevalensi tengkes masih tinggi karena rata-rata 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami tengkes.

Editor:
budisuwarna
Bagikan