logo Kompas.id
MudaPandai ”Mengelola” Patah Hati
Iklan

Pandai ”Mengelola” Patah Hati

Patah hati bisa menyebabkan banyak penyakit. Lalu, kenapa kita tidak mencari kesibukan lain untuk melupakan sakit hati dan terus ”move on”?

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YZvPRoNAYuKj47pjTmzMZrqpEqI=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FFestival-Yogya8_1582027156.jpg
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO

Pasangan berbahagia yang hadir di Festival Melupakan Mantan 2020 pada Kamis (13/2/2020) di Yogyakarta. Nana dan Nino sudah bisa move on dari kisah kasih lama, lalu kini berpacaran.

Percaya atau tidak, patah hati dapat menyebabkan sakit fisik. Patah hati yang berkepanjangan dapat menyebabkan stres yang berujung pada penyakit dalam berbagai bentuk atau yang disebut sebagai sindrom patah hati.

Penderita dapat merasakan satu atau beberapa gejala, seperti nyeri dada, penurunan sistem imun, atau gangguan sistem pencernaan. Bahkan, emosi penderita juga akan lebih sensitif dan reaktif.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan