logo Kompas.id
MetropolitanKala Sopir Angkutan ”Nombok”...
Iklan

Kala Sopir Angkutan ”Nombok” gara-gara Harga BBM Naik

Berhari-hari menunggu tarif dinaikkan, para sopir angkutan umum harus lebih dulu membayar sendiri naiknya ongkos operasional dari kantong pribadi demi kepentingan publik.

Oleh
ERIKA KURNIA
· 1 menit baca
Seorang penumpang naik ke bus Mayasari 70A jurusan Tanah Abang-Cileungsi di pinggir Jalan Gatot Subroto, kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).
KOMPAS/ERIKA KURNIA

Seorang penumpang naik ke bus Mayasari 70A jurusan Tanah Abang-Cileungsi di pinggir Jalan Gatot Subroto, kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).

Sopir dan kondektur bus Mayasari 70A jurusan Tanah Abang-Cileungsi duduk-duduk di pinggir jalan di Jalan Gatot Subroto, kawasan Semanggi, Jakarta Selatan. Mereka mengetem setidaknya 20 menit, menikmati rutunitas baru setelah pandemi sambil menghayati lagu lama kenaikan harga bahan bakar minyak.

Selasa (6/9/2022), tiga hari setelah pemerintah mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) naik, Wahyu (40) dan kawan-kawannya yang mengemudikan bus hanya bisa gigit jari. Harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Kenaikan harga sampai 32 persen itu begitu terasa karena dalam sehari, satu bus membutuhkan 105-140 liter solar.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan