logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKisah Lebaran Pemulung dan...
Iklan

Kisah Lebaran Pemulung dan Pekerja Serabutan di Ibu Kota

Bagi Tiyul, Kumis, dan Iwan, Lebaran tak ubahnya hari biasa. Oleh karena itu, mereka tak punya pengharapan muluk-muluk di hari raya tersebut. Buat mereka, bisa makan secukupnya sudah merupakan anugerah.

Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
Β· 1 menit baca
Pemulung yang berkeliling mengumpulkan botol bekas berjalan melewati jalur pedestrian di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/2/2022).
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pemulung yang berkeliling mengumpulkan botol bekas berjalan melewati jalur pedestrian di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/2/2022).

Deretan bedeng semipermanen berdiri di pinggir rel antara Stasiun Ancol dan Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tiga orang tampak duduk bercengkerama di salah satu bedeng di sana, Senin (2/5/2022) siang. Tak tampak nuansa perayaan meski hari itu merupakan hari raya Idul Fitri.

Di meja kayu panjang di bedeng itu hanya tersaji dua cangkir kopi yang hampir tandas serta toples plastik bening berisi sembilan kue nastar. Namun, semua itu tampaknya tak mengurangi kehangatan obrolan para penghuni bedeng yang berlokasi di sebelah utara Jakarta International Stadium (JIS) tersebut.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan