logo Kompas.id
Metropolitan”Manusia Silver”, Masalah...
Iklan

”Manusia Silver”, Masalah Sosial Berbalut Seni Jalanan

Manusia ”silver” semakin banyak di perempatan jalan, pasar, dan pusat keramaian sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Bagian dari isu sosial yang butuh penanganan tepat, bukan sekadar ditertibkan dari sudut jalan.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY/AGUIDO ADRI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BTtVEK0j-YpM_p58vdhoKZNaOfs=/1024x1007/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2Fc1beb136-27d1-4f03-8a26-215ddcd79082_jpg.jpg
Instagram Tangerang Update

Potret bayi MSA (10 bulan) dilumuri cat warna silver oleh E dan B yang mengemis sebagai manusia silver di Pamulang, Tangerang Selatan. Foto warga tersebut viral di media sosial.

Jagat maya geger setelah viralnya foto seorang bayi bercat perak dan diajak mengemis bersama orang dewasa berlumur cat serupa di kawasan SPBU Parakan, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Satuan Polisi Pamong Praja Tangerang Selatan menelusuri kabar itu hingga menemukan bayi malang berinisial MFA yang berusia 10 bulan dan ibunya. Saat ini keduanya sudah berada di Balai Rehabilitasi Sosial Melati, milik Kementerian Sosial di Jakarta Timur.

Selepas temuan itu Satpol PP Tangsel menggelar razia di Perempatan Muncul, Pamulang, Gaplek, Rempoa, Bintaro, dan Alam Sutera. Terjaring 19 ”manusia silver”, pengemis di jalanan yang berciri khas mengecat hampir seluruh tubuhnya dengan cat warna perak. Ke-19 orang itu terdiri dari 14 orang dewasa dan 5 anak berusia 3 hingga 14 tahun.

Editor:
nelitriana
Bagikan