logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKalah Jadi Abu, Menang Jadi...
Iklan

Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang

Uang dari hasil kejahatan belum tentu berbuah baik. Justru kesengsaraan mengintai di sana, baik bagi diri pelaku maupun orang-orang tercinta di sekitarnya.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/KURNIA YUNITA RAHAYU/AGNES RITA SULISTYAWATY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vuhgEAPuICMTYU99DCBQ2kjg7uY=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F20210429bky-foto-lipsus-mafia-tanah-foto-10_1619703512.jpg
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Rumah terpidana mafia tanah RH (40) di Kampung Dukuh, Keluruhan Ciledug, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Di rumah ini tinggal istri dan anak RH.

Bekerja dalam pusaran kejahatan dengan nilai perputaran uang yang tinggi tidak serta merta membuat anggota jaringan mafia tanah hidup mapan. Baik secara finansial maupun sosial, mereka terpinggirkan.

”Dia tidak meninggalkan apa-apa buat saya dan keluarga,” ujar Sarah (38), istri RH (40). Jejak RH terendus aparat saat membongkar sejumlah kasus mafia tanah. RH berulang kali menjadi notaris palsu atau staf notaris palsu. Kini, RH mendekam di Rutan Kelas I Cipinang.

Editor:
Khaerudin, Haryo Damardono
Bagikan