logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKorban Mafia Tanah, dari...
Iklan

Korban Mafia Tanah, dari Stroke sampai Meninggal

Menjadi korban mafia tanah tidak hanya membuat orang kehilangan hak milik bernilai miliaran rupiah. Sebagian korban juga jatuh sakit, bahkan meninggal.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/KURNIA YUNITA RAHAYU/AGNES RITA SULISTYAWATY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fuDZEnTpTmx3fBkMFfnDdPcZ3QM=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F20210329NIA08_1619696768.jpg
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Rumah mendiang Tono Amboro dan Ratna Kartika di Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021). Pasangan suami istri Tono dan Ratna menjadi sasaran mafia tanah yang dikoordinasikan DR. Keduanya meninggal saat pengusutan perkara belum tuntas.

Terjerat dalam kejahatan mafia tanah sungguh menggerogoti waktu dan pikiran. Tertipu jual beli aset bernilai miliaran rupiah, ditambah sulitnya membongkar kasus ini karena kerja rapi para pelaku, membuat sejumlah korban jatuh sakit. Sebagian dari mereka bahkan meninggal sebelum aset kembali ke pangkuan.

”Gara-gara kasus tanah itu, Pak Tono dan Bu Tono meninggal,” ujar Efri Jhonly saat ditemui di rumahnya di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (30/3/2021). Jhonly menjadi kuasa hukum Tono Amboro, salah satu korban mafia tanah.

Editor:
haryodamardono, khaerudin
Bagikan