Empat lelaki tua bercengkerama di pojok rumah yang berbatasan dengan gang dan seng penutup proyek Tol Becakayu, Sabtu (13/3/2021). Mereka gantian bercerita tentang kampungnya dulu, warga yang beranak pinak dan hidup bertetanggaan bertahun-tahun di kampung padat penduduk di belakang Pasar Gembrong tersebut telah tercerai-berai. Ada yang dapat rumah di Bekasi, Depok, atau Bogor. Sebanyak 789 bidang tanah dari tiga RW di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, digusur pada 2019 untuk proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Nilai ganti rugi memang sepadan, dari ratusan juta juga hingga puluhan miliar, tergantung luas bidang tanahnya. Namun, setelah berbulan-bulan, akhirnya sebagian balik lagi dan mengontrak rumah di sekitar belakang Pasar Gembrong. Pasar Gembrong sudah lama dikenal menjadi tempat berbelanja mainan yang murah di Ibu Kota. ”Cari uang gampang di sini, jual apa saja di depan rumah pasti laku, beda dengan di sana, tempat baru, masih sepi, akhirnya uang habis dan balik lagi ke sini,” kata seorang warga. Tak lama kemudian, Basir, pedagang keliling harum manis yang sudah berjualan selama 7 tahun, melintas. Ia pun ikutan mendengarkan cerita sembari beristirahat. ”Sebelum pandemi dan kawasan ini digusur, dalam sehari saya bisa mendapatkan Rp 250.000. Kini, kadang hanya separuhnya saja sudah senang,” katanya.