logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊYuk, Jangan Ikut Masa Bodoh...
Iklan

Yuk, Jangan Ikut Masa Bodoh pada Pandemi

Di bulan ketujuh pandemi bersarang di Indonesia, jumlah kasus positif Covid-19 menanjak naik. Hasil survei BPS menunjukkan, masih ada warga yang yakin tidak akan tertular dan sebagian lain makin sering keluar rumah.

Oleh
Neli Triana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AuxMGBrnIoIr1ie7DNRby8dBrKs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F112bdc55-3d7f-4d7d-af8a-c87fac94c03b_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Kampanye gerakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di tengah pandemi, di Jalan Kesehatan, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/10/2020).

Tahu, tetapi tidak mau tahu. Hal itu terlintas di benak saat melihat orang-orang berkerumun di restoran, taman, pasar, dan banyak tempat lain di masa pandemi ini. Informasi terkait bahaya korona dan bagaimana cara mencegah penularan sudah begitu tersebar luas lewat berbagai platform media massa dan elektronik, juga spanduk dan baliho mencolok di jalanan ataupun kampanye oral di perkampungan oleh para petugas puskesmas dan RT-RW setempat.

Kebijakan pembatasan sosial masih berlaku, bahkan peraturan daerah terkait sedang dimatangkan di beberapa daerah, termasuk di DKI Jakarta dan Bekasi, yang bakal berlaku tak lama lagi. Namun, sudah lama dirasakan bahwa kebijakan pembatasan itu hampir tidak bergaung lagi di tengah masyarakat. Kala angka kasus positif Covid-19 dan angka kematian meningkat, kerumunan di mana-mana masih terjadi.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan