logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊTiga Paket Kebijakan BPTJ...
Iklan

Tiga Paket Kebijakan BPTJ Tangani Penumpukan Penumpang Dampak Ganjil Genap di Jakarta

Pada hari pertama penerapan ganjil genap, Dishub DKI Jakarta belum melihat ada kenaikan penumpang angkutan umum yang signifikan. Sementara BPTJ menyiapkan kebijakan untuk menyiasati penumpukan penumpang di KRL.

Oleh
Helena F Nababan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/o3X8LgSJT2uNsD0Au4mLwQjR3dA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F4bd29efd-9b12-4eb0-beb3-bd8267a19359_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Bayangan antrean calon penumpang KRL untuk masuk Stasiun Bogor, Kota Bogor, Senin (20/7/2020). Meski suasana keramaian penumpang hari Senin tidak seperti pekan-pekan sebelumnya, antrean penumpang masih panjang hingga koridor menuju pintu masuk stasiun.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek atau BPTJ Kementerian Perhubungan memutuskan untuk menerapkan paket kebijakan yang lebih komprehensif guna menangani fenomena penumpukan penumpang KRL Jabodetabek pada waktu tertentu khususnya di wilayah Bogor. Ada tiga paket kebijakan yang diambil berdasarkan pemetaan karakteristik penumpang KRL.

Dijelaskan Kepala BPTJ Polana B Pramesti, penumpukan yang terjadi sejak adaptasi kebiasaan baru atau AKB tersebut merupakan konsekuensi dari penegakan protokol kesehatan di KRL yang menuntut kewajiban pengurangan kapasitas. Sementara pada sisi lain, meski masih berlaku kebijakan pengaturan permintaan, pada kenyataannya aktivitas pelaju masih cukup signifikan pada waktu tertentu sehingga sering terjadi penumpukan penumpang yang tidak terakomodasi KRL.

Editor:
nelitriana
Bagikan