logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊMengungkap Jejak Gelap...
Iklan

Mengungkap Jejak Gelap Pemerkosa Anak di Depok

Korban kekerasan seksual di salah satu rumah ibadah di Depok berpotensi terus bertambah karena diduga pelaku beraksi sejak dua dekade lalu. Para korban perlu mendapat perlindungan dari diskriminasi dan stigmatisasi.

Oleh
AGUIDO ADRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5DVy8I_qoKnDovCaVvnZ7ahKHfE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F3ab2f10f-0941-4dc7-9ea7-d6173884caed_jpg.jpg
KOMPAS/AGUIDO ADRI

SM (45), pelaku kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur, beserta barang bukti yang disita Polres Metro Depok, Senin (15/6/2020).

Korban kekerasan seksual oleh SM (45) di sebuah rumah ibadah bertambah menjadi 20 orang. Pihak rumah ibadah berkomitmen mengungkap kasus tersebut dengan tetap menjaga psikologis anak yang menjadi korban dan menjalani program rehabilitasi. Isu pendidikan seksual pun kembali didengungkan sebagai salah satu upaya menghindari anak dari kejahatan seksual.

Pastor Paroki Santo Herkulanus Yosep Sirilus Natet mengatakan, sejak investigasi internal gereja Maret 2020 hingga penangkapan SM oleh Kepolisian Resor Metro Depok, Senin lalu, ada 11 anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Namun, jumlah korban hingga Rabu (17/6/2020) bertambah menjadi 20 anak.

Editor:
nelitriana
Bagikan