logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊPahlawan Penyelamat Itu...
Iklan

Pahlawan Penyelamat Itu Bernama Taman Kota

Fasilitas umum seperti taman kota tidak perlu menjadi sasaran fobia di masa pandemi ini. Dengan penataan, pengaturan, dan pemanfaatan yang tepat, taman kota bisa menjadi bagian dari sarana pendongkrak kesehatan publik.

Oleh
NELI TRIANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DnlEpDcLdIM2try4Q0dNrxfKjkE=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Fe91cf717-f36b-48c9-931e-21f37d45b698_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Foto udara Taman Puring, Jakarta Selatan, yang telah direvitalisasi dan menjadi ruang publik baru yang ramai dikunjungi warga, Sabtu (29/2/2020).

Sepanjang masa pembatasan sosial berskala besar, berada di taman kota menjadi salah satu yang paling dirindu kaum urban. Di taman-taman kota yang menjadi bagian dari ruang publik ini, siapa saja bebas beraktivitas di luar ruang, olahraga, dan menghirup udara bersih. Hal-hal yang diyakini dapat meningkatkan imunitas tubuh dan amat diperlukan dalam melawan pandemi.

Namun, sifat virus korona baru yang mudah tersebar dan menjangkiti orang melalui percikan cairan tubuh dari hidung dan mulut mendorong pemerintah mengambil kebijakan menghentikan hampir semua kegiatan yang berkenaan dengan kerumunan orang. Selama hampir tiga bulan terakhir, taman-taman kota, termasuk ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di banyak lokasi di Jakarta, ditutup.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan